Makasih ya udda mampir kesini, jangan lupa follow ea kawan,,,yuk Kunjungi juga blog EloNa'S Gallery dan Dunia Muslimah ya

Senin, 13 Juni 2011

JAMU

Bagi kebanyakan orang, mencapai hidup sehat dan panjang umur adalah merupakan impian bersama. Dilingkungan sekeliling kita yang sudah semakin tercemar, malah sudah dirusak oleh perkembangan ekonomi dan industri yang pesat. Suka atau tidak suka mengakibatkan terserapnya racun kedalam tubuh kita dan mengganggu kesehatan tubuh kita.
Saat ini, keperluan pangan kita seperti air, udara dan makanan telah banyak tercemar oleh racun, sehingga apabila kita makan atau bernafas, kita sebenarnya sedang memasukkan racun kedalan tubuh kita. Mereka yang mempunyai kekuatan tubuh yang lemah akan mengalami berbagai macam penyakit.
Merasa terkejut oleh ancaman racun ini,para ahli kesehatan dan ilmuan telah berusaha mencari cara fisioterapi dan pencegahan untuk membantu manusia melawan penyakit. Saat ini pun berbagai produk telah dihasilkan untuk membantu melindungi manusia dari serangan penyakit. Dapat kita lihat terutama dalam sepuluh tahun belakangan ini, jutaan produk kesehatan telah dipasarkan.
Apa yang kita khawatirkan adalah banyak dari kita yang tidak mampu membiayai ongkos pengobatan yang semakin mahal. Hal ini mungkin menjadi sebab mengapa negara-negara maju kini telah mulai berusaha memberikan penyuluhan manfaat dalam pemeliharaan kesehatan melalui pengobatan dengan menggunakan bahan-bahan alami “Back to Nature”.
Tapi sekarang produk jamu yang terkenal dari bahan-bahan alami dari alam pun, kini banyak dipalsukan karena bahan-bahan yang digunakan tetap menggunakan bahan-bahan kimia. Bukan sehat yang didapatkan tetapi malah meracuni tubuh dan bahkan mengganggu stabilitas metabolisme tubuh
1. Pemalsuan Jamu
Banyak pemberitaan di beberapa stasiun televisi dan surat kabar tentang pemalsuan obat, dan tidak sedikit beberapa sindikat pemalsu obat tertangkap, antara lain yang berada di Jakarta, Semarang, Bali, dan Kalimantan. Sayangnya, peredaran obat palsu masih terjadi. Kejadian pemalsuan obat ini laksana fenomena gunung es, tetapi yang tertangkap hanya beberapa orang.
Selain pemalsuan obat-obatan paten, pemalsuan merambah juga ke obat-obat tradisional, salah satunya jamu. Jamu merupakan obat tradisional yang bahan bakunya bukan dari bahan kimia, melainkan langsung dari bahan alam atau kandungannya. Beberapa merek jamu sudah dilarang beredar karena kandungannya bukan jamu, melainkan obat-obatan yang mengandung steroid (obat yang berperan menekan reaksi radang), seperti menghilangkan rasa nyeri. Apabila digunakan cukup lama dan tanpa pengawasan dokter, obat itu akan menimbulkan beberapa penyakit, antara lain darah tinggi (hipertensi) dan pengeroposan tulang (osteoporosis).
Tentu kata jamu tidak asing lagi di telinga kita. Bahkan mungkin kita termasuk peminat sekaligus penikmatnya. Jamu yang kita kenal dengan bahan alami (rempah-rempah Pertiwi), kini menjadi sesuatu yang perlu diwaspadai. Para plagiator sudah merambah ke ‘warisan leluhur’ ini. Jamu pun tidak lagi menyehatkan, justru membahayakan. Kini jamu banyak dicampur dengan bahan kimia atau bahan-bahan berbahaya lainnya. Memang dampaknya tidak bisa langsung dirasakan. Namun cepat atau lambat, dampaknya mulai menggerogoti tubuh kita.
Fakta pemalsuan jamu, bukan berarti tidak ada jamu asli yang menyehatkan. Di antara jamu palsu, masih banyak jamu asli berkhasiat. Ketua Persatuan Penjual Jamu Nasional mengatakan, jamu palsu biasanya berciri:
· Merk jamu, baru dan sangat menarik perhatian.
· Khasiatnya langsung terasa (dalam waktu singkat).
· Setelah minum, merasakan sakit di anggota tubuh.

2. Modus pemalsuan Jamu
Walaupun tidak semua jamu yang beredar di sekeliling kita ini palsu, tetap saja ditemukan beberapa jamu yang dipalsukan. Sebab, ditemukan beberapa perilaku curang pemalsu obat tradisional untuk mengelabui konsumen. Salah satunya, informasi di kemasan -khususnya mengenai bentuk jamu- tidak sesuai dengan kenyataan.
Dalam beberapa kasus, nomor registrasi jamu tradisional yang menunjukkan bentuk obat tidak sesuai dengan kenyataan. Itu berarti palsu. Modus pemalsuan semacam itu diketahui setelah pihak dinas kesehatan mencermati banyak obat tradisional yang isinya tidak sesuai dengan tulisan di kemasannya.
Contohnya saja produk Buah Naga Plus yang diproduksi PJ Petak Sembilan Jateng. Di kemasannya dinyatakan bahwa produk tersebut berupa pil. Ternyata, wujudnya serbuk.
Begitu juga produk Gemuk Sehat & Nafsu Makan. Yang tertera di kemasan jamu produksi PJ Sehat Gemuk Solo adalah serbuk. Tapi, kenyataannya berupa kapsul. Untuk mengecek bentuk sediaan produk dan yang tertera bisa dilihat dari nomor registrasi. Angka ke-4 dari nomor registrasi menunjukkan bentuk sediaan produk. Angka 4 menunjukkan sediaan berupa pil. Sedang, angka 5, adalah tablet. Dan, angka 2 menunjukkan sediaan berupa serbuk.
Ada juga produk obat tradisional palsu yang tidak memiliki nomor registrasi. Kalaupun tertera, registrasi itu asal-asalan alias palsu. Nomor registrasi produk dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pusat, bukan Departemen Kesehatan (Depkes).Contohnya produk Antik (rematik) produksi PT Serbuk Manjur Jaya. Di kemasannya memang tertera nomor registrasi Depkes RI 001508731. Serbuk Mujarab Sembilan Dewa plus Gingseng juga serupa. Di kemasan produk yang dikeluarkan PJ Sembilan Dewa Jateng Indonesia itu tertera Depkes RI TDP 11082600624. Ini jelas-jelas palsu. Depkes tidak mengeluarkan nomor registrasi seperti itu.
Selain itu, TDP adalah tanda daftar perusahaan yang dikeluarkan dinas perindustrian dan perdagangan kota setempat. TDP menunjuk registrasi perusahaan, bukan nomor registrasi produk. Ini jelas mengelabui masyarakat selaku pembeli.
Ada juga produk yang kemasannya menggunakan bahasa asing. Bila dijual diIndonesia, kemasan sebuah produk harus menggunakan bahasa Indonesia juga. Kalau menggunakan bahasa asing.
Tak hanya palsu, produk-produk itu juga diduga terlarang karena bahannya dicampur bahan kimia obat (BKO). BKO tak boleh dicampur dalam jamu.
Sebaiknya konsumen perlu berhati-hati dalam membeli produk kesehatan dengan label produk yang menggunakan bahan-bahan alami dan tanpa pengawet karena setiap produsen menginginkan produknya terjual habis serta mendaapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, dengan cara yang lebih teliti. Dinas kesehatan pun menghimbau demikian, sebab ditemukan beberapa perilaku curang pemalsu obat tradisional untuk mengelabui konsumen.
Mengkonsumsi obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat keras itu bisa membahayakan kesehatan bahkan kematian, karena pemakaian obat keras hanya dengan resep dokter, tak boleh dijual bebas. Oleh karena itu diharapkan masyarakat bisa selektif dan berhati-hati agar tidak terlanjur membeli atau mengkonsumsi obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat keras tersebut, sebab sangat membahayakan, apalagi jika dikonsumsi dalam jangka waktu rutin. Masyarakat juga diimbau agar tidak mengkonsumsi obat tradisional yang mengandung bahan kimia seperti Sibutramin Hidroklorida, Sildenafil Sitrat, Asam Mefenamat, Siproheptadin, Fenilbutason, Prednison, Metampiron, Teofilin dan Parasetamol. Efek samping yang ditimbulkan antara lain, Sibutramin Hidroklorida dapat menimbulkan hipertensi dan sulit tidur, Sildenafil Sitrat menyebabkan sakit kepala, mual, nyeri dada, dan gangguan penglihatan, Asam Mefenamat dapat menyebabkan mengantuk, diare, kejang, ruam kulit, dan ginjal, Prednison menyebabkan gangguan cerna, depresi, osteoporosis, gangguan haid, dan gangguan keseimbangan cairan, Metampiron dapat menyebabkan telinga berdenging, gangguan pembentukan sel darah, gangguan sistem saraf, syok, dan kematian, sedangkan Teofilin menimbulkan Palpitasi, sakit kepala, dan insomnia, untuk Parasetamol yang dikonsumsi jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pink Fire Pointer